Showing posts with label Perasaan. Show all posts
Showing posts with label Perasaan. Show all posts
Monday, December 7, 2009
Seperti Yang Dijangka..
Hari ini aku berbengkel..sebagai persediaan kedatangan audit. 3 nama peserta disenaraikan dan aku salah seorang darinya. Dari semalam..aku seperti sudah menjangka dan menduga...kehadiran peserta dr unit aku ialah aku seorang sahaja.. dan sangkaan aku tu tidak meleset sama sekali. Seorang EL hari ini..dan seorang lagi keluar jumpa pakar tulang. Aku tidak mahu komen apa-apa..memang sangat2 selalu berlaku. Aku bersedia seadanya...mengeluh panjang macam mana pun keadaan tidak akan berubah. Cuma doa senjata aku..hanya DIA yang mampu membantu aku. La Tahzan..La Tahzan..
Sunday, November 29, 2009
Kisah Pagi..
Pagi ini..aku masih bermalas-malas. Mahu mengemas beg pakaian..begitu malas sekali. Hanya memandang berkali-kali tanpa apa-apa tindakan. Aku mendiam..huh..malas sekali nak balik semula ke daerah itu. Membayangkan perjalanan selama 2 jam tanpa henti bersendirian..sepi! Dalam lengah aku bersendirian ..sambil mendengar petikan gitar akustik lagu 'Sejiwa' ..pintu bilik aku diketuk. Adik teruna aku yg ke 4..dia nih ustaz kat S.Alam..aku buka pintu bilik..
Adik 4 - " Angah balik bila?"
Aku - " Hari ni jugak"
Adik 4 - " Org nak balik dah ni..(sambil hulur tgn nk salam)
Aku - " Ok..jaga diri ( sambut salam)
Erm..terasa semuanya dah lain sekarang. Masing-masing dah besar. Terima kasih dik..kerana punya rasa hormatmu..Aku terus mendiam dalam bilik. Malas benar aku pagi ini. Melipat2 baju..kemudian letak tepi katil..sedang diam-diam..pintu aku diketuk sekali lagi..Pintu di buka..kali ini adik teruna aku yang ke 3 menjenguk sambil menghulur beg hitam besar.
Aku - " Menda ni..?"
Adik 3 - " Gambar tunang hari tuh..tanak tgk ke dah siap"
Aku - " Hah..meh2 sini nak tgk.."
Adik 3 -" Balik bila angah? "
Aku - " Hari ini jugak..bagi masa org nk tgk gambar jap" sambil menutup pintu bilik.
Ada dua album..Album pertama wajah2 keluarga..album ke 2 wajah2 sepasang kekasih. Aku membelek moment2 bahgia itu..sangat indah..di setiap wajah terpancar senyuman ceria..bahgia..penuh cerita yg menggambarkan perasaan hati yang girang..!! dan..aku tidak tahu mengapa..kenapaa dan apa yang membuatkan hati aku tiba-tiba diragut rasa sayu..sebak dan entah hape-hape lagi lah perasaan yang aku tidak suka rasai..larikkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk!!!!
Adik 4 - " Angah balik bila?"
Aku - " Hari ni jugak"
Adik 4 - " Org nak balik dah ni..(sambil hulur tgn nk salam)
Aku - " Ok..jaga diri ( sambut salam)
Erm..terasa semuanya dah lain sekarang. Masing-masing dah besar. Terima kasih dik..kerana punya rasa hormatmu..Aku terus mendiam dalam bilik. Malas benar aku pagi ini. Melipat2 baju..kemudian letak tepi katil..sedang diam-diam..pintu aku diketuk sekali lagi..Pintu di buka..kali ini adik teruna aku yang ke 3 menjenguk sambil menghulur beg hitam besar.
Aku - " Menda ni..?"
Adik 3 - " Gambar tunang hari tuh..tanak tgk ke dah siap"
Aku - " Hah..meh2 sini nak tgk.."
Adik 3 -" Balik bila angah? "
Aku - " Hari ini jugak..bagi masa org nk tgk gambar jap" sambil menutup pintu bilik.
Ada dua album..Album pertama wajah2 keluarga..album ke 2 wajah2 sepasang kekasih. Aku membelek moment2 bahgia itu..sangat indah..di setiap wajah terpancar senyuman ceria..bahgia..penuh cerita yg menggambarkan perasaan hati yang girang..!! dan..aku tidak tahu mengapa..kenapaa dan apa yang membuatkan hati aku tiba-tiba diragut rasa sayu..sebak dan entah hape-hape lagi lah perasaan yang aku tidak suka rasai..larikkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk!!!!
Thursday, November 26, 2009
Cinta Memiliki Kekuatan Yang Luar Biasa
“Cinta itu mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, memunculkan keberanian, mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga akhlak mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shaleh dan cobaan bagi ahli ibadah,” Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam bukunya Raudah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin memberikan komentar mengenai pengaruh cinta dalam kehidupan seseorang.
Bila seorang kekasih telah singgah di hati, pikiran akan terpaut pada cahaya wajahnya, jiwa akan menjadi besi dan kekasihnya adalah magnit. Rasanya selalu ingin bertemu meski sekejab. Memandang sekilas bayangan sang kekasih membuat jiwa ini seakan terbang menuju langit ke tujuh dan bertemu dengan jiwanya.
Indahnya cinta terjadi saat seorang kekasih secara samar menatap bayangan orang yang dikasihi. Bayangan indah itu laksana air yang menyirami, menyegarkan, menyuburkan pepohonan taman di jiwa.
Dahulu di kota Kufah tinggallah seorang pemuda tampan rupawan yang tekun dan rajin beribadat, dia termasuk salah seorang yang dikenal sebagai ahli zuhud. Suatu hari dalam pengembaraannya, pemuda itu melewati sebuah perkampungan yang banyak dihuni oleh kaum An-Nakha’. Demi melepaskan penat dan lelah setelah berhari-hari berjalan maka singgahlah dia di kampung tersebut. Di persinggahan si pemuda banyak bersilaturahim dengan kaum muslimin. Di tengah kekhusyu’annya bersilaturahim itulah dia bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita.
Sepasang mata bertemu, seakan saling menyapa, saling bicara. Walau tak ada gerak lidah! Tak ada kata-kata! Mereka berbicara dengan bahasa jiwa. Karena bahasa jiwa jauh lebih jujur, tulus dan apa adanya. Cinta yang tak terucap jauh lebih berharga dari pada cinta yang hanya ada di ujung lidah. Maka jalinan cintapun tersambung erat dan membuhul kuat. Begitulah sejak melihatnya pertama kali, dia pun jatuh hati dan tergila-gila. Sebagai anak muda, tentu dia berharap cintanya itu tak bertepuk sebelah tangan, namun begitulah ternyata gayung bersambut. Cintanya tidak berada di alam khayal, tapi mejelma menjadi kenyataan.
Benih-benih cinta itu bagai anak panah melesat dari busurnya, pada pertemuan yang tersamar, pertemuan yang berlangsung sangat sekejab, pertemuan yang selalu terhalang oleh hijab. Demikian pula si gadis merasakan hal serupa sejak melihat pemuda itu pada kali yang pertama.
Begitulah cinta, ketika ia bersemi dalam hati… terkembang dalam kata… terurai dalam perbuatan…Ketika hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. Ketika hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata…
Ketika cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tertegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.
Semakin dalam makna cinta direnungi, semakin besar fakta ini ditemukan. Cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.
Begitupun dengan si pemuda, dia berpikir cintanya harus terselamatkan! Agar tidak jadi liar, agar selalu ada dalam keabadian. Ada dalam bingkai syari’atnya. Akhirnya diapun mengutus seseorang untuk meminang gadis pujaannya itu. Akan tetapi keinginan tidak selalu seiring sejalan dengan takdir Allah. Ternyata gadis tersebut telah dipertunangkan dengan putera bapak saudaranya.
Mendengar keterangan ayah si gadis itu, pupus sudah harapan si pemuda untuk menyemai cintanya dalam keutuhan syari’at. Gadis yang telah dipinang tidak boleh dipinang lagi. Tidak ada jalan lain. Tidak ada jalan belakang, samping kiri, atau samping kanan. Mereka sadar betul bahwa jalinan asmaranya harus diakhiri, karena kalau tidak, justeru akan merusak ’anugerah’ Allah yang terindah ini.
Bayangkan, bila dua kekasih bertemu dan masing-masing silau serta mabuk oleh cahaya yang terpancar dari orang yang dikasihi, ia akan melupakan harga dirinya, ia akan melepas baju kemanusiaannya dengan menabrak tabu. Dan, sekali bunga dipetik, ia akan layu dan akhirnya mati, dipijak orang karena sudah tak berguna. Jalan belakang ’back street’ tak ubahnya seperti anak kecil yang merusak mainannya sendiri. Penyesalan pasti akan datang belakangan, menangispun tak berguna, menyesal tak mengubah keadaan, badan hancur jiwa binasa.
Cinta si gadis cantik dengan pemuda tampan masih menggelora. Mereka seakan menahan beban cinta yang sangat berat. Si gadis berpikir barangkali masih ada celah untuk bisa ’diikhtiarkan’ maka rencanapun disusun dengan segala kemungkinan terpahit. Maka si gadis mengutus seorang hambanya untuk menyampaikan sepucuk surat kepada pemuda tambatan hatinya:
”Aku tahu betapa engkau sangat mencintaiku dan karenanya betapa besar penderitaanku terhadap dirimu sekalipun cintaku tetap untukmu. Seandainya engkau berkenan, aku akan datang berkunjung ke rumahmu atau aku akan memberikan kemudahan kepadamu bila engkau mau datang ke rumahku.”
Setelah membaca isi surat itu dengan seksama, si pemuda tampan itu pun berpesan kepada kurir pembawa surat wanita pujaan hatinya itu.
“Kedua tawaran itu tidak ada satu pun yang kupilih! Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar bila aku sampai durhaka kepada Tuhanku. Aku juga takut akan neraka yang api dan jilatannya tidak pernah surut dan padam.”
Pulanglah kurir kekasihnya itu dan dia pun menyampaikan segala yang disampaikan oleh pemuda tadi.
Tawaran ketemuan? Dua orang kekasih? Sungguh sebuah tawaran yang memancarkan harapan, membersitkan kenangan, menerbitkan keberanian. Namun bila cinta dirampas oleh gelora nafsu rendah, keindahannya akan lenyap seketika. Dan berubah menjadi naga yang memuntahkan api dan menghancurkan harga diri kita. Sungguh heran bila saat ini orang suka menjadi korban dari amukan api yang meluluhlantakkan harga dirinya, dari pada merasakan keindahan cintanya.
“Sungguh selama ini aku belum pernah menemukan seorang yang zuhud dan selalu takut kepada Allah swt seperti dia. Demi Allah, tidak seorang pun yang layak menyandang gelar yang mulia kecuali dia, sementara hampir kebanyakan orang berada dalam kemunafikan.” Si gadis berbangga dengan kesalehan kekasihnya.
Setelah berkata demikian, gadis itu merasa tidak perlu lagi kehadiran orang lain dalam hidupnya. Pada diri pemuda itu telah ditemukan seluruh keutuhan cintanya. Maka jalan terbaik setelah ini adalah mengekalkan diri kepada ’Sang Pemilik Cinta’. Lalu diapun meninggalkan segala urusan duniawinya serta membuang jauh-jauh segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Memakai pakaian dari tenunan kasar dan sejak itu dia tekun beribadat, sementara hatinya merana, badannya juga kurus oleh beban cintanya yang besar kepada pemuda yang dicintainya.
Bila kerinduan kepada kekasih telah membuncah, dan dada tak sanggup lagi menahahan kehausan untuk bersua, maka saat malam tiba, saat manusia terlelap, saat bumi menjadi lengang, diapun berwudlu. Shalatlah dia dikegelapan gulita, lalu menengadahkan tangan, memohon bantuan Sang Maha Pencipta agar melalui kekuasaa-Nya yang tak terbatas dan dapat menjangkau ke semua wilayah yang tak dapat tersentuh manusia., menyampaikan segala perasaan hatinya pada kekasih hatinya. Dia berdoa karena rindu yang sudah tak tertanggungkan, dia menangis seolah-olah saat itu dia sedang berbicara dengan kekasihnya. Dan saat tertidur kekasihnya hadir dalam mimpinya, berbicara dan menjawab segala keluh-kesah hatinya.
Dan kerinduannya yang mendalam itu menyelimuti sepanjang hidupnya hingga akhirnya Allah memanggil ke haribaanNya. Gadis itu wafat dengan membawa serta cintanya yang suci. Yang selalu dijaganya dari belitan nafsu syaithoni. Jasad si gadis boleh terbujur dalam kubur, tapi cinta si pemuda masih tetap hidup subur. Namanya masih disebut dalam doa-doanya yang panjang. Bahkan makamnya tak pernah sepi diziarahi.
Cinta memang indah, bagai pelangi yang menyihir kesadaran manusia. Demikian pula, cinta juga sangat perkasa. Ia akan menjadi benteng, yang menghalau segala dorongan yang hendak merusak keindahan cinta yang bersemayam dalam jiwa. Ia akan menjadi penghubung antara dua anak manusia yang terpisah oleh jarak bahkan oleh dua dimensi yang berbeda.
Pada suatu malam, saat kaki tak lagi dapat menyanggah tubuhnya, saat kedua mata tak kuasa lagi menahan kantuknya, saat salam mengakhiri qiyamullailnya, saat itulah dia tertidur. Sang pemuda bermimpi seakan-akan melihat kekasihnya dalam keadaan yang sangat menyenangkan.
“Bagaimana keadaanmu dan apa yang kau dapatkan setelah berpisah denganku?” Tanya Pemuda itu di alam mimpinya.
Gadis kekasihnya itu menjawab dengan menyenandungkan untaian syair:
Kasih…
cinta yang terindah adalah mencintaimu,
sebuah cinta yang membawa kepada kebajikan.
Cinta yang indah hingga angin syurga berasa malu
burung syurga menjauh dan malaikat menutup pintu.
Mendengar penuturan kekasihnya itu, pemuda tersebut lalu bertanya kepadanya, “Di mana engkau berada?”
Kekasihnya menjawab dengan melantunkan syair:
Aku berada dalam kenikmatan
dalam kehidupan yang tiada mungkin berakhir
berada dalam syurga abadi yang dijaga
oleh para malaikat yang tidak mungkin binasa
yang akan menunggu kedatanganmu,
wahai kekasih…
“Di sana aku bermohon agar engkau selalu mengingatku dan sebaliknya aku pun tidak dapat melupakanmu!” Pemuda itu mencoba merespon syair kekasihnya
“Dan demi Allah, aku juga tidak akan melupakan dirimu. Sungguh, aku telah memohon untukmu kepada Tuhanku juga Tuhanmu dengan kesungguhan hati, hingga Allah berkenan memberikan pertolongan kepadaku!” jawab si gadis kekasihnya itu.
“Bilakah aku dapat melihatmu kembali?” Tanya si pemuda menegaskan
“Tak lama lagi engkau akan datang menyusulku kemari,” Jawab kekasihnya.
Tujuh hari sejak pemuda itu bermimpi bertemu dengan kekasihnya, akhirnya Allah mewafatkan dirinya. Allah mempertemukan cinta keduanya di alam baqa, walau tak sempat menghadirkan romantismenya di dunia. Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepada mereka berdua menjadi pengantin syurga.
Subhanallaah! Cinta memiliki kekuatan yang luar biasa. Pantaslah kalau cinta membutuhkan aturan. Tidak lain dan tidak bukan, agar cinta itu tidak berubah menjadi cinta yang membabi buta yang dapat menjerumuskan manusia pada kehidupan hewani dan penuh kenistaan. Bila cinta dijaga kesuciannya, manusia akan selamat. Para pasangan yang saling mencintai tidak hanya akan dapat bertemu dengan kekasih yang dapat memupus kerinduan, tapi juga mendapatkan ketenangan, kasih sayang, cinta, dan keridhaan dari dzat yang menciptakan cinta yaitu Allah SWT. Di negeri yang fana ini atau di negeri yang abadi nanti.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ruum : 21).
dari Raja’ bin Umar An-Nakha’i dll.
Aidil Heryana, S.Sosi
Bila seorang kekasih telah singgah di hati, pikiran akan terpaut pada cahaya wajahnya, jiwa akan menjadi besi dan kekasihnya adalah magnit. Rasanya selalu ingin bertemu meski sekejab. Memandang sekilas bayangan sang kekasih membuat jiwa ini seakan terbang menuju langit ke tujuh dan bertemu dengan jiwanya.
Indahnya cinta terjadi saat seorang kekasih secara samar menatap bayangan orang yang dikasihi. Bayangan indah itu laksana air yang menyirami, menyegarkan, menyuburkan pepohonan taman di jiwa.
*p/s sumber - mukabuku
hari ni nak gerak balik kg. Doakan aku selamat dala perjalananan..cewahh mcm jauh jerk..
Bila seorang kekasih telah singgah di hati, pikiran akan terpaut pada cahaya wajahnya, jiwa akan menjadi besi dan kekasihnya adalah magnit. Rasanya selalu ingin bertemu meski sekejab. Memandang sekilas bayangan sang kekasih membuat jiwa ini seakan terbang menuju langit ke tujuh dan bertemu dengan jiwanya.
Indahnya cinta terjadi saat seorang kekasih secara samar menatap bayangan orang yang dikasihi. Bayangan indah itu laksana air yang menyirami, menyegarkan, menyuburkan pepohonan taman di jiwa.
Dahulu di kota Kufah tinggallah seorang pemuda tampan rupawan yang tekun dan rajin beribadat, dia termasuk salah seorang yang dikenal sebagai ahli zuhud. Suatu hari dalam pengembaraannya, pemuda itu melewati sebuah perkampungan yang banyak dihuni oleh kaum An-Nakha’. Demi melepaskan penat dan lelah setelah berhari-hari berjalan maka singgahlah dia di kampung tersebut. Di persinggahan si pemuda banyak bersilaturahim dengan kaum muslimin. Di tengah kekhusyu’annya bersilaturahim itulah dia bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita.
Sepasang mata bertemu, seakan saling menyapa, saling bicara. Walau tak ada gerak lidah! Tak ada kata-kata! Mereka berbicara dengan bahasa jiwa. Karena bahasa jiwa jauh lebih jujur, tulus dan apa adanya. Cinta yang tak terucap jauh lebih berharga dari pada cinta yang hanya ada di ujung lidah. Maka jalinan cintapun tersambung erat dan membuhul kuat. Begitulah sejak melihatnya pertama kali, dia pun jatuh hati dan tergila-gila. Sebagai anak muda, tentu dia berharap cintanya itu tak bertepuk sebelah tangan, namun begitulah ternyata gayung bersambut. Cintanya tidak berada di alam khayal, tapi mejelma menjadi kenyataan.
Benih-benih cinta itu bagai anak panah melesat dari busurnya, pada pertemuan yang tersamar, pertemuan yang berlangsung sangat sekejab, pertemuan yang selalu terhalang oleh hijab. Demikian pula si gadis merasakan hal serupa sejak melihat pemuda itu pada kali yang pertama.
Begitulah cinta, ketika ia bersemi dalam hati… terkembang dalam kata… terurai dalam perbuatan…Ketika hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. Ketika hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata…
Ketika cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tertegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.
Semakin dalam makna cinta direnungi, semakin besar fakta ini ditemukan. Cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.
Begitupun dengan si pemuda, dia berpikir cintanya harus terselamatkan! Agar tidak jadi liar, agar selalu ada dalam keabadian. Ada dalam bingkai syari’atnya. Akhirnya diapun mengutus seseorang untuk meminang gadis pujaannya itu. Akan tetapi keinginan tidak selalu seiring sejalan dengan takdir Allah. Ternyata gadis tersebut telah dipertunangkan dengan putera bapak saudaranya.
Mendengar keterangan ayah si gadis itu, pupus sudah harapan si pemuda untuk menyemai cintanya dalam keutuhan syari’at. Gadis yang telah dipinang tidak boleh dipinang lagi. Tidak ada jalan lain. Tidak ada jalan belakang, samping kiri, atau samping kanan. Mereka sadar betul bahwa jalinan asmaranya harus diakhiri, karena kalau tidak, justeru akan merusak ’anugerah’ Allah yang terindah ini.
Bayangkan, bila dua kekasih bertemu dan masing-masing silau serta mabuk oleh cahaya yang terpancar dari orang yang dikasihi, ia akan melupakan harga dirinya, ia akan melepas baju kemanusiaannya dengan menabrak tabu. Dan, sekali bunga dipetik, ia akan layu dan akhirnya mati, dipijak orang karena sudah tak berguna. Jalan belakang ’back street’ tak ubahnya seperti anak kecil yang merusak mainannya sendiri. Penyesalan pasti akan datang belakangan, menangispun tak berguna, menyesal tak mengubah keadaan, badan hancur jiwa binasa.
Cinta si gadis cantik dengan pemuda tampan masih menggelora. Mereka seakan menahan beban cinta yang sangat berat. Si gadis berpikir barangkali masih ada celah untuk bisa ’diikhtiarkan’ maka rencanapun disusun dengan segala kemungkinan terpahit. Maka si gadis mengutus seorang hambanya untuk menyampaikan sepucuk surat kepada pemuda tambatan hatinya:
”Aku tahu betapa engkau sangat mencintaiku dan karenanya betapa besar penderitaanku terhadap dirimu sekalipun cintaku tetap untukmu. Seandainya engkau berkenan, aku akan datang berkunjung ke rumahmu atau aku akan memberikan kemudahan kepadamu bila engkau mau datang ke rumahku.”
Setelah membaca isi surat itu dengan seksama, si pemuda tampan itu pun berpesan kepada kurir pembawa surat wanita pujaan hatinya itu.
“Kedua tawaran itu tidak ada satu pun yang kupilih! Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar bila aku sampai durhaka kepada Tuhanku. Aku juga takut akan neraka yang api dan jilatannya tidak pernah surut dan padam.”
Pulanglah kurir kekasihnya itu dan dia pun menyampaikan segala yang disampaikan oleh pemuda tadi.
Tawaran ketemuan? Dua orang kekasih? Sungguh sebuah tawaran yang memancarkan harapan, membersitkan kenangan, menerbitkan keberanian. Namun bila cinta dirampas oleh gelora nafsu rendah, keindahannya akan lenyap seketika. Dan berubah menjadi naga yang memuntahkan api dan menghancurkan harga diri kita. Sungguh heran bila saat ini orang suka menjadi korban dari amukan api yang meluluhlantakkan harga dirinya, dari pada merasakan keindahan cintanya.
“Sungguh selama ini aku belum pernah menemukan seorang yang zuhud dan selalu takut kepada Allah swt seperti dia. Demi Allah, tidak seorang pun yang layak menyandang gelar yang mulia kecuali dia, sementara hampir kebanyakan orang berada dalam kemunafikan.” Si gadis berbangga dengan kesalehan kekasihnya.
Setelah berkata demikian, gadis itu merasa tidak perlu lagi kehadiran orang lain dalam hidupnya. Pada diri pemuda itu telah ditemukan seluruh keutuhan cintanya. Maka jalan terbaik setelah ini adalah mengekalkan diri kepada ’Sang Pemilik Cinta’. Lalu diapun meninggalkan segala urusan duniawinya serta membuang jauh-jauh segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Memakai pakaian dari tenunan kasar dan sejak itu dia tekun beribadat, sementara hatinya merana, badannya juga kurus oleh beban cintanya yang besar kepada pemuda yang dicintainya.
Bila kerinduan kepada kekasih telah membuncah, dan dada tak sanggup lagi menahahan kehausan untuk bersua, maka saat malam tiba, saat manusia terlelap, saat bumi menjadi lengang, diapun berwudlu. Shalatlah dia dikegelapan gulita, lalu menengadahkan tangan, memohon bantuan Sang Maha Pencipta agar melalui kekuasaa-Nya yang tak terbatas dan dapat menjangkau ke semua wilayah yang tak dapat tersentuh manusia., menyampaikan segala perasaan hatinya pada kekasih hatinya. Dia berdoa karena rindu yang sudah tak tertanggungkan, dia menangis seolah-olah saat itu dia sedang berbicara dengan kekasihnya. Dan saat tertidur kekasihnya hadir dalam mimpinya, berbicara dan menjawab segala keluh-kesah hatinya.
Dan kerinduannya yang mendalam itu menyelimuti sepanjang hidupnya hingga akhirnya Allah memanggil ke haribaanNya. Gadis itu wafat dengan membawa serta cintanya yang suci. Yang selalu dijaganya dari belitan nafsu syaithoni. Jasad si gadis boleh terbujur dalam kubur, tapi cinta si pemuda masih tetap hidup subur. Namanya masih disebut dalam doa-doanya yang panjang. Bahkan makamnya tak pernah sepi diziarahi.
Cinta memang indah, bagai pelangi yang menyihir kesadaran manusia. Demikian pula, cinta juga sangat perkasa. Ia akan menjadi benteng, yang menghalau segala dorongan yang hendak merusak keindahan cinta yang bersemayam dalam jiwa. Ia akan menjadi penghubung antara dua anak manusia yang terpisah oleh jarak bahkan oleh dua dimensi yang berbeda.
Pada suatu malam, saat kaki tak lagi dapat menyanggah tubuhnya, saat kedua mata tak kuasa lagi menahan kantuknya, saat salam mengakhiri qiyamullailnya, saat itulah dia tertidur. Sang pemuda bermimpi seakan-akan melihat kekasihnya dalam keadaan yang sangat menyenangkan.
“Bagaimana keadaanmu dan apa yang kau dapatkan setelah berpisah denganku?” Tanya Pemuda itu di alam mimpinya.
Gadis kekasihnya itu menjawab dengan menyenandungkan untaian syair:
Kasih…
cinta yang terindah adalah mencintaimu,
sebuah cinta yang membawa kepada kebajikan.
Cinta yang indah hingga angin syurga berasa malu
burung syurga menjauh dan malaikat menutup pintu.
Mendengar penuturan kekasihnya itu, pemuda tersebut lalu bertanya kepadanya, “Di mana engkau berada?”
Kekasihnya menjawab dengan melantunkan syair:
Aku berada dalam kenikmatan
dalam kehidupan yang tiada mungkin berakhir
berada dalam syurga abadi yang dijaga
oleh para malaikat yang tidak mungkin binasa
yang akan menunggu kedatanganmu,
wahai kekasih…
“Di sana aku bermohon agar engkau selalu mengingatku dan sebaliknya aku pun tidak dapat melupakanmu!” Pemuda itu mencoba merespon syair kekasihnya
“Dan demi Allah, aku juga tidak akan melupakan dirimu. Sungguh, aku telah memohon untukmu kepada Tuhanku juga Tuhanmu dengan kesungguhan hati, hingga Allah berkenan memberikan pertolongan kepadaku!” jawab si gadis kekasihnya itu.
“Bilakah aku dapat melihatmu kembali?” Tanya si pemuda menegaskan
“Tak lama lagi engkau akan datang menyusulku kemari,” Jawab kekasihnya.
Tujuh hari sejak pemuda itu bermimpi bertemu dengan kekasihnya, akhirnya Allah mewafatkan dirinya. Allah mempertemukan cinta keduanya di alam baqa, walau tak sempat menghadirkan romantismenya di dunia. Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepada mereka berdua menjadi pengantin syurga.
Subhanallaah! Cinta memiliki kekuatan yang luar biasa. Pantaslah kalau cinta membutuhkan aturan. Tidak lain dan tidak bukan, agar cinta itu tidak berubah menjadi cinta yang membabi buta yang dapat menjerumuskan manusia pada kehidupan hewani dan penuh kenistaan. Bila cinta dijaga kesuciannya, manusia akan selamat. Para pasangan yang saling mencintai tidak hanya akan dapat bertemu dengan kekasih yang dapat memupus kerinduan, tapi juga mendapatkan ketenangan, kasih sayang, cinta, dan keridhaan dari dzat yang menciptakan cinta yaitu Allah SWT. Di negeri yang fana ini atau di negeri yang abadi nanti.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ruum : 21).
dari Raja’ bin Umar An-Nakha’i dll.
Aidil Heryana, S.Sosi
Bila seorang kekasih telah singgah di hati, pikiran akan terpaut pada cahaya wajahnya, jiwa akan menjadi besi dan kekasihnya adalah magnit. Rasanya selalu ingin bertemu meski sekejab. Memandang sekilas bayangan sang kekasih membuat jiwa ini seakan terbang menuju langit ke tujuh dan bertemu dengan jiwanya.
Indahnya cinta terjadi saat seorang kekasih secara samar menatap bayangan orang yang dikasihi. Bayangan indah itu laksana air yang menyirami, menyegarkan, menyuburkan pepohonan taman di jiwa.
*p/s sumber - mukabuku
hari ni nak gerak balik kg. Doakan aku selamat dala perjalananan..cewahh mcm jauh jerk..
Mudahnya Aku..
Aku tidak tahu atas kewarasan apa aku berfikir sekarang ini. Tidak membuat pertimbangan dengan sebaiknya dalam membuat keputusan tentang masa depan sendiri. Aku mahu bercerita tentang ribat ini. Ya, walau hakikatnya nampak sudah berjalan dengan baik..namun semuanya mungkin kerana aku lebih mengalah. Kadang-kadang terasa begitu bodoh membiarkan hati begitu mudah mengalah. Dulu aku tidak seperti ini. Tunduk dan mengalah pada sesuatu yang seperti "itu" . Aku pertaruhkan hati aku untuk di calar berkali-kali. Taat dan setianya aku dalam merawat kerenah itu. Entah bagaimana begitu lurusnya aku mengikut acuan yang diciptanya. Aku sendiri tidak pasti diri akukah ini.?? Aku di tegah terus-terusan begitu membina ilusi yang tinggi. Biarkan dia mengejar dan aku teruskan berlari. Sesungguhnya berlari aku hingga benar2 dia mengejarku. Namun..aku tidak berdaya..aku lelah dipertengahan jalan. Aku tersungkur. Oh Tuhan..bantu aku..agar aku terus berlari..dan berlari. Masih terlalu awal untuk mencipta yang indah2. Segalanya masih terlalu dangkal untuk aku mengukur tahap manakah istilah ribat itu dalam dirinya! Benar-benar atau sekadar berjenaka sahaja. ..Mengapa aku begini...mengapa..keluh aku ini ya..agak kesal pada tindakan hati yang melulu..! Hati..usirlah "rasa" itu pergi..biar aku biasa tenang-tenang di sini..
Friday, November 20, 2009
Tanpa Tajuk...
Saturday, November 14, 2009
Mengapa Masih Bertahan
Friday, November 13, 2009
Kisah Teman..
Seorang sahabat jauh muncul tiba-tiba..pesanan diterima.."Jom shopping!!" sekadar membalas..sambil tersenyum.." Jangan boros.." selalu benar sahabat ini muncul masa-masa aku perlu untuk tersenyum..walau ringkas dan sederhana..namun..kesan ambil berat ada! secara yang natural. selesa..di terima. Waktu-waktu tidak diduga juga dia muncul lagi..dengan nada yang begitu ceria.."Jangan2 kau menolak cintaku..Jangan..Jangan..- ahaks..lagu puspa..! dan sang panglipura meneruskan ceritera..aku menjadi pendengar yang setia. Begitu hebat rupanya sang sahabat. Kisah demi kisah menjadi pengikat dan nasihat. Semuanya juga secara yang begitu natural. Dalam spontan..lucu dan ketawa..ada mesej berguna yang diselit.. " Kita mesti tahu apa yang kita mahu dalam hidup kita..!" Diam aku dalam2 berfikir.." apa sebenarnya yg aku mahu dlm hidup aku..??" dan soalan itulah yang sentiasa bermain dalam hati dan fikiran aku hingga kini. Aku begitu kagum..melalui ceritera sahabat..betapa gigih dia menyusun perjalanan hidupnya. Walau dalam sulam kisah tanpa segan dia pernah menyatakan kakinya juga pernah tersadung dan jatuh. Setiap manusia ada kisahnya tersendiri.. Ya benar..! Ada sesuatu yang membataskan..perbualan terhenti.
*********************************************************************************************
Tidak Mengerti...
Di mana letaknya diri..? Terlalu tidak mengerti. Segala tidak seperti lain. Mungkin terlalu peribadi dan bersahaja bagi dirinya. Tapi bukan untuk aku! Terlalu bersahaja walau hakikatnya ada letaknya diri "disitu" mungkin akan merosakkan "rasa" yang ada. Walang rasa di layan sendiri. Hingga lali dengan situasi begini. Benar bukan semua serupa. Tapi dimanakah usahanya.. atau hanya mahu aku sahaja yang tampak "rasanya"?? Selalu aku biaskan kembali padanya soalan yg diberi. Biar..aku juga mahu tahu. Tidak jujur membohong diri..Lurutkan sedikit egomu..aku juga ada ego ku sendiri.! Cubalah untuk memahami..sebelum semuanya hilang..!
*********************************************************************************************
Tidak Mengerti...
Di mana letaknya diri..? Terlalu tidak mengerti. Segala tidak seperti lain. Mungkin terlalu peribadi dan bersahaja bagi dirinya. Tapi bukan untuk aku! Terlalu bersahaja walau hakikatnya ada letaknya diri "disitu" mungkin akan merosakkan "rasa" yang ada. Walang rasa di layan sendiri. Hingga lali dengan situasi begini. Benar bukan semua serupa. Tapi dimanakah usahanya.. atau hanya mahu aku sahaja yang tampak "rasanya"?? Selalu aku biaskan kembali padanya soalan yg diberi. Biar..aku juga mahu tahu. Tidak jujur membohong diri..Lurutkan sedikit egomu..aku juga ada ego ku sendiri.! Cubalah untuk memahami..sebelum semuanya hilang..!
Wednesday, November 11, 2009
Menjaga Hati
Friday, November 6, 2009
Tercalit Calar
Calar mencalari..cewahh gitu tajuk entri aku kali ni..apa yang tercalar? haha..banyak yg boleh tercalar..cumanya tgk jenis calaran la..kuat atau tidak.Kereta kalau tercalar..kita polish. Kalau calarnya tak sedalam mana..hilanglah ia. Macam tu jugak la hati. Apa yang membuatkan hati kita tercalar? Kena Cakau..wkakakakak! Jadinya hati aku kena cakau la nih..muehehehe..(merepek di pagi hari..ayat x kias pujangga tinggi..maknanya aku ok!)
Pengalaman..kadang2 kita byk tempohi macam2 perkara. Dan dari situ kita belajar jangan ulang perkara yang sama.Walau kadang-kadang kita ulang jugak..Itulah 'manusia' 'insan' . Istilahnya dr perkataan 'lupa'. Banyak perkara seminggu dua ni yg mengajar aku. Aku belajar dari pengalaman.Aku belajar dari rasa hati. Aku belajar dari nasihat teman.Walau keadaan baru nak pulih. Hati aku sedikit tercalar. Dan aku sedikit tawar hati. Biar..baru aku tahu..aku kuat sebenarnya! hahaha..(kuatlah sgt)
p/s wat2 paham jelah.
Pengalaman..kadang2 kita byk tempohi macam2 perkara. Dan dari situ kita belajar jangan ulang perkara yang sama.Walau kadang-kadang kita ulang jugak..Itulah 'manusia' 'insan' . Istilahnya dr perkataan 'lupa'. Banyak perkara seminggu dua ni yg mengajar aku. Aku belajar dari pengalaman.Aku belajar dari rasa hati. Aku belajar dari nasihat teman.Walau keadaan baru nak pulih. Hati aku sedikit tercalar. Dan aku sedikit tawar hati. Biar..baru aku tahu..aku kuat sebenarnya! hahaha..(kuatlah sgt)
p/s wat2 paham jelah.
Wednesday, November 4, 2009
Petunjuk Pencipta
Alhamdulillah..awal-awal pagi aku terima satu panggilan yang membahagiakan beritanya. Syukur..Kakak sulung aku naik pangkat. Tahniah "Cho". Berkat doa yang berterusan. Cemburu sangat melihat kebahgiaan kamu. Moga berterusan ke syurga. Cho excited suruh aku ambil cuti hari Khamis (26 Nov.09) sehari sblum raya Haji. Nak balik ipoh wat ketupat palas..wahahaha lambat lg tu. Raya haji kali ni raya kat umah mak..yuhuuuuuuuuuu..xde la gigih berpeluh aku sensorang lagi kat dapur malam raya nanti. Selebihnya aku menyiapkan repot tahunan yang terpaksa dibuat semula gara-gara pendrive aku corrupt. Huh..punyala terpaksa menyelak2 balik fail nak dpt maklumat. Sambil2 menyelam di persadaan Yahoo Mesengger..haha (potong gaji)
Ada rasa sesuatu yang aku tak sabar-sabar nak buat. Terlalu banyak perkara dalam hidup yang aku main redah je. Makin jauh mendapat PetunjukNya. Makin terabur susur galur langkah yang aku atur. Kesedaran ada, kemahuan yang melengahkan. Time-time gini aku mula bayang muka mak aku. Seorang wanita tabah. Lembut dalam ketegasan. Dulu aku selalu buat dia menangis kerana kedegilan aku. Ya hingga sekarang aku degil. Tapi bila da duduk sorang2 ni.. degil2nya aku..kata-kata nasihatnya akan terdengar2 di telinga."Jangan makin menjauh..tetapi mendekatlah. Ambil kesempatan bersendirian itu mendekatiNya. Bukan makin lari dariNya. Nanti bila dah tua ..menyesal." aku rindu sesuatu..tapi aku tidak mengerti apa yang aku rindukan!!
Ada rasa sesuatu yang aku tak sabar-sabar nak buat. Terlalu banyak perkara dalam hidup yang aku main redah je. Makin jauh mendapat PetunjukNya. Makin terabur susur galur langkah yang aku atur. Kesedaran ada, kemahuan yang melengahkan. Time-time gini aku mula bayang muka mak aku. Seorang wanita tabah. Lembut dalam ketegasan. Dulu aku selalu buat dia menangis kerana kedegilan aku. Ya hingga sekarang aku degil. Tapi bila da duduk sorang2 ni.. degil2nya aku..kata-kata nasihatnya akan terdengar2 di telinga."Jangan makin menjauh..tetapi mendekatlah. Ambil kesempatan bersendirian itu mendekatiNya. Bukan makin lari dariNya. Nanti bila dah tua ..menyesal." aku rindu sesuatu..tapi aku tidak mengerti apa yang aku rindukan!!
Tuesday, November 3, 2009
Resah Jiwa
Seminggu yang menyesakkan hati dan minda. Lambakan kerja yang menyesak minda. Asukan perasaan tanpa asas yang meributkan hati. Aku cuba lari dari semua masalah yang membelenggu diri. Hakikatnya manusia, semua pasti dihadapi. Mendepan dengan segala satu masalah yang perlu diselusuri jalur akar biar terhurai lilitan mati yang menyimpul. Pujangga tinggi kias bahasa. Maksudnya aku separa normal. haha. Kisah perjalanan panjang masih segar dalam ingatan dan bait terakhir aku berhenti ketika menari di papan kekunci ialah haruskah segera berakhir? Aku masih berteka teki untuk terus berjalan atau segera mengunci langkah. Masih terus dilema perasaan yang sarat dengan seribu gelisah persoalan. Terlalu banyak tanda tanya yang bergelimbangan dalam gambaran fikiran. Asasnya satu. Kerana tidak yakin walau telah diyakinkan. Aku masih berlengah..berlengah dr terus membuat keputusan mengikut akalnya manusia. Telah dinasihati berkali..Perkara yang tidak jelas harus dipohon perkenanNYa. Dirujuk Pencipta Sekalian Pencipta Cinta. Apakah dugaan di awal ini petanda bahagia yang menguji?? Atau tidak rasinya hati naluri bersama selari...JANGAN TERUS BERTEKA TEki!!!
Subscribe to:
Posts (Atom)